Tugas Ilmu Budaya Dasar : Manusia dan Kebudayaan

 

MANUSIA DAN KEBUDAYAAN


Nama                     : Ayu Ketut Noviarani Wiadnyana

NPM                     : 20221385

Kelas                     : 1EB01

Dosen Pengampu  : Meti Nurhayati S.Sos., M.M.


  • MATERI :

            Manusia dan kebudayaan merupakan dua hal yang selalu berdampingan. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia selalu bersinggungan dengan manusia yang lain. Berkaitan dengan itu, terbentuk suatu gagasan atau tindakan yang menghasilkan sesuatu yang disebut sebagai kebudayaan. Dalam prosesnya, kebudayaan yang dihasilkan oleh kelompok masyarakat yang satu dengan yang lainnya mungkin berbeda. Perbedaan budaya tersebut dapat menjadi masalah yang memecahbelah umat manusia. Oleh karena itu, jikalau permasalahan tersebut merupakan keberadaan budaya yang berbeda, umat manusia sepatutnya dapat merubah perbedaan tersebut menjadi positif. Dalam hal ini, jalan keluar atas permasalahan perbedaan budaya adalah dengan menerima perbedaan tersebut.

 

  • POKOK PERMASALAHAN :

A. Kebudayaan

B. Kebudayaan dan Multikulturalisme

C. Kebudayaan, Multikulturalisme, dan Etnis dalam Masyarakat

D. Implementasi Multikulturalisme dan Etnis dalam Masyarakat di Kehidupan Manusia

E. Pengaruh Multikulturalisme dan Keberadaan Etnis pada Keberlangsungan Hidup Manusia

 

  • PEMBAHASAN :
            A. Pengertian Kebudayaan

           Secara etimologi, kata Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu buddhi atau buddhayah. Buddhi atau buddhayah dapat diartikan sebagai budi, akal, atau pikiran. Dalam hal ini, kebudayaan diartikan sebagai sesuatu yang lekat dengan budi, akal, atau pikiran. Menurut Koentjaraningrat, kebudayaan terbagi ke dalam tujuh unsur, yaitu bahasa, sistem pengetahuan, organisasi sosial, sistem peralatan hidup dan teknologi, sistem mata pencaharian hidup, sistem religi, dan sistem kesenian (koen). Sementara itu, unsur-unsur tersebut memiliki tiga wujud. Wujud tersebut terbagi sebagai berikut:

1.      Kebudayaan sebagai sebagai ide, gagasan, nilai, norma, peraturan, dan lain sebagainya.

2.      Kebudayaan sebagai suatu aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam sebuah komunitas masyarakat.

3.      Kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.


B. Kebudayaan dan Multikulturalisme

            Dalam kehidupan manusia, manusia selalu berhubungan dengan manusia yang lain. Dalam hal ini, terdapat banyak jenis individu yang memiliki pikirannya tersendiri. Hal ini menciptakan kebudayaan yang baru, kebudayaan yang berbeda-beda antar kelompoknya. Dengan demikian, perbedaan tersebut menghasilkan pluralitas yang disebut sebagai multikulturalisme.

            Multikulturalisme berasal dari gabungan kata multi yang berarti banyak dan kulturalisme yang berarti ideologi kebudayaan. Gabungan kedua unsur tersebut menghasilkan pengertian multikulturalisme sebagai ideologi yang berdasarkan gabungan dari beberapa kebudayaan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kulturalisme secara utuh diartikan sebagai gejala pada seseorang atau masyarakat yang ditandai oleh kebiasaan menggunakan lebih dari satu kebudayaan. Menurut Tariq Modood, multikulturalisme adalah sesuatu istilah yang menarik dan dapat dipahami berbeda oleh banyak negara, dan pada dasarnya merupakan respon yang muncul dari imigrasi pendatang dari luar Eropa, dari orang non-kulit putih yang masuk ke negara-negara mayoritas kulit putih. Dalam hal ini, multikulturalisme diartikan sebagai sebuah pengakuaan atas golongan-golongan yang berbeda di dalam ruang publik dan memiliki fokus yang lebih sempit (Modood, 1997).

            Berdasarkan penjelasan mengenai kebudayaan dan multikulturalisme, dapat ditemukan suatu persamaan antara kebudayaan dan multikulturalisme, yaitu dihasilkan oleh sekelompok manusia yang berbeda, yang kemudian melakukan aktivitas dan menghasilkan budaya dan multikulturalitas.


 C. Kebudayaan, Multikulturalisme, dan Etnis dalam Masyarakat

            Pembahasan mengenai kebudayaan dan multikulturalisme tidak akan lengkap tanpa adanya etnis dalam masyarakat. Dalam hal ini, etnis merupakan produk yang terbentuk dari kebudayaan dan multikulturalisme. Menurut Koentjaraningrat, suku bangsa adalah sekelompok manusia yang mempunyai kesatuan budaya dan terikat oleh kesadaran budaya tersebut sehingga menjadi identitas. Dalam perkembangannya, kata etnis juga digunakan oleh kelompok masyarakat tertentu untuk mengidentifikasikan diri karena adanya perbedaan. Dalam identifikasi kelompok etnis, kita mempunyai dua pandangan pengertian: 1) sebagai sebuah unit objektif yang dapat diartikan oleh perbedaan sifat budaya seseorang; atau 2) hanya sekadar produk pemikiran seseorang yang kemudian menyatakannya sebagai suatu kelompok etnis tertentu (Nangen, 1994:13). Dengan kata lain, terdapat perasaan yang sama di antara para anggotanya hingga terjalinlah rasa kekerabatan yang lalu membentuk kelompok etnis.

            Pemecahan kelompok masyarakat dalam etnis ini terus terjadi dan menjadi sesuatu yang bersifat selamanya. Dalam hal ini, keberadaan etnis tertentu merupakan pembeda antar kelompok masyarakat. Dengan demikian, kemunculan etnis yang bermacam-macam dapat menjadi masalah dalam kehidupan manusia, khususnya yang terkait dengan kebudayaan.

 

D. Implementasi Multikulturalisme dan Etnis dalam Masyarakat di Kehidupan Manusia

            'Multikulturalisme' dapat digambarkan sebagai realitas modern di sebagian besar negara di zaman ini. Di dalamnya, bersama mayoritas populasi dan masyarakat asli, terdapat sejumlah besar kelompok migran dari latar belakang etnis dan keyakinan yang berbeda. Namun, beberapa pihak menyatakan multikulturalisme telah gagal di masyarakat modern. Definisi 'kegagalan' didasarkan pada pandangan bahwa kebijakan multikulturalisme tidak mampu menyesuaikan dengan perubahan komposisi masyarakat secara memadai.

            Salah satu contoh gagalnya penerapan kehidupan masyarakat yang multikultural adalah hidup para imigran di Inggris. Dalam hal ini, kegagalan tersebut terjadi karena adanya perbedaan etnis antara kelompok imigran dan warga asli Inggris. Berkaitan dengan itu, munculnya kegagalan multikulturalisme di Inggris menyebabkan tejadinya pengelompokan warga berdasarkan budaya dan agama.         Perbedaan kebudayaan juga mengakibatkan menurunnya tingkat toleransi dan saling pengertian antara warga asli Inggris dan imigran. Seperti contohnya Kota Birmingham dianggap warga asli Inggris merupakan kota yang sudah dijajah oleh imigran karena kota tersebut telah didominasi oleh penduduk asing beragama tertentu yang bermigrasi ke beberapa kota-kota di Inggris. Hal ini dianggap menjadi ancaman besar bagi penduduk asli.

            Dengan demikian, tindakan-tindakan yang menyiratkan ketidaksukaan terhadap  keberagaman dalam masyarakat merupakan tindakan yang perlu diubah. Pandangan masyarakat terhadap perbedaan kebudayaan perlu diteliti lebih dalam dan diberikan pengertian.

 

E. Pengaruh Multikulturalisme dan Keberadaan Etnis pada Keberlangsungan Hidup Manusia

            Multikulturalisme dan keberadaan etnis merupakan sesuatu yang sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia. Hasil dari kebudayaan setiap kelompok masyarakat yang berbeda menjadikan adanya pemikiran bahwa budaya yang satu lebih baik daripada yang lain, atau sulit untuk menyatukan budaya yang sudah dibawa seseorang dari lahir. Berdasarkan hal tersebut, kehidupan manusia dan kebudayaan yang damai merupakan suatu tujuan yang akan sulit dicapai. Dalam hal ini, keberadaan perbedaan tersebut merupakan sesuatu yang dapat mengancam kehidupan manusia, salah satunya pada contoh yang disebutkan pada pembahasan sebelumnya. Perbedaan etnis antar kelompok dapat mengancam keberlangsungan hidup kelompok etnis tertentu, yang dikucilkan di suatu wilayah.

            Seperti halnya dalam kasus imigran di Inggris, pemerintah Inggris harus dapat menyusun kebijakan yang dapat melawan kemungkinan adanya radikalisme dan ekstremisme akibat gagalnya multikulturalisme. Ini bisa dilakukan dengan pendekatan integrasi asimilasi yang sedikit dipaksakan. Dengan integrasi yang dipaksakan, para imigran dapat merasa aman, damai dalam kehidupannya, dan tidak merasa menderita akibat kerentanan dan ancaman penolakan terhadap multikulturalisme. Integrasi yang diinginkan dapat berbentuk penyesuaian antara unsur kebudayaan yang saling berbeda antara imigran dan warga asli Inggris sehingga mencapai suatu keserasian fungsi dalam kehidupan masyarakat. Penyatuan ini akan mengurangi radikalisme dan ekstrimisme.

            Sesungguhnya, perbedaan antar individu merupakan sesuatu yang baik. Dalam hal ini, manusia dapat belajar mengenai budaya-budaya lain dan memperkuat budayanya sendiri dengan mengenalkan budaya tersebut. Sebagai sebuah produk kebudayaan, etnis merupakan identitas yang perlu untuk dibawa dari lahir hingga meninggal.

 

  • SARAN DAN KESIMPULAN
            A.Saran

            Perpecahan yang terbentuk akibat terbentuknya kebudayaan tertentu dapat dihentikan dengan adanya penyuluhan terkait pentingnya keberagaman dalam kehidupan manusia. Dalam hal ini, manusia tidak dapat memaksakan kebudayaan yang boleh dan tidak boleh hidup berdampingan dengannya. Perlu adanya pemahaman terhadap betapa kayanya dunia ini terhadap perbedaan. Di sisi lain, perlu pula adanya satu persatuan yang  menyatukan perbedaan kebudayaan tersebut, salah satunya dapat dicapai dengan toleransi. Dengan demikian, dengan adanya penerimaan terhadap perbedaan, manusia dapat hidup dengan damai, dan berdampingan dengan kebudayaan yang akan terus ada di dunia.


B. Kesimpulan

            Manusia dan kebudayaan merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Dalam diri seseorang, budaya dibawa dari lahir hingga meninggal. Hal ini menyebabkan ketidakmungkian menyatukan seluruh kelompok masyarakat dalam satu budaya tertentu. Dalam setiap daerah pasti ada kebudayaan-kebudayaan yang muncul akibat adanya aktivitas antarmanusia. Berkaitan dengan itu, kebudayaan erat kaitannya dengan multikulturalisme dan etnis. Perbedaan antar kelompok manusia bukanlah pengaruh yang buruk terhadap keberlangsungan hidup manusia, melainkan sesuatu yang baik dan dapat menjadi pengalaman dan media pembelajaran.


  • DAFTAR PUSTAKA

Koentjaraningrat. (2003). Pengantar Antropologi I. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Koentjaraningrat. (2007). Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Djambatan.

Mahdayeni, Alhaddad, M. R., & Saleh, A. S. (2019). MANUSIA DAN KEBUDAYAAN (MANUSIA DAN SEJARAH KEBUDAYAAN, MANUSIA DALAM KEANEKARAGAMAN BUDAYA DAN PERADABAN, MANUSIA DAN SUMBER PENGHIDUPAN). TADBIR: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam , 154-165.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

TUGAS 2 PENGANTAR BISNIS

TUGAS 1 PENGANTAR BISNIS

TUGAS 3 PENGANTAR BISNIS